Sosialisasi dan Tayangan yang Persuasif Penting untuk Tingkatkan Budaya Literasi
Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes saat mengikuti Konsinyasi FGD Komisi X DPR RI dengan Kemendikbud-Ristek yang bertajuk ‘Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi dan Sinergi dan Kolaborasi’ di Jakarta, Sabtu (30/9/2023). Foto : Runi/Man
Anggota Komisi X DPR RI Fahmi Alaydroes mengatakan perlu adanya sosialisasi untul meningkatkan budaya literasi pada masyarakat serta ana-anak saat ini. Salah satunya melalui tayangan-tayangan yang sifatnya persuasif yang bisa memberikan apresiasi kepada mereka-mereka yang berprestasi. Diharapkan dengan demikian budaya dan minat baca dengan sendirinya mulai tumbuh.
"Bahkan saya menginginkan agar pemerintah terus menerus mengangkat pelajar-pelajar, pemuda, mahasiswa, tokoh-tokoh yang berprestasi. sehingga masyarakat ini terus menerus diberikan berbagai macam informasi atau tampilan-tampilan yang prestatif. Diharapkan dengan ini akan membangun kesadaran bahwa yang namanya prestasi itu dihargai dan mendapatkan tempat terbaik,” ujarnya usai mengikuti Konsinyasi FGD Komisi X DPR RI dengan Kemendikbud-Ristek yang bertajuk ‘Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi dan Sinergi dan Kolaborasi’ di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Lanjut Politisi PKS menjelaskan, tidak hanya rendahnya angka literasi saja, namun anak-anak juga dihadapkan dengan teknologi dunia digital yang saat ini semakin canggih dan modern, sehingga budaya literasi tertinggal. Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah pemerintah, agar bisa mengelola dan mengendalikan perkembangan zaman tidak melampaui batas, teknologi digital harus bisa membatasi konten-konten yang tidak layak tayang seperti kasus bully, judi online, kekerasan anak dll.
“Masalah yang terjadi saat ini bukan hanya dari teknologi digital akan tetapi adanya riset yang mengatakan dengan adanya gawai menurunkan budaya literasi atau budaya baca dengan sendirinya. Menurut saya jangan mengkambing hitamkan persoalan itu sesungguhnya yang namanya digital, gawai, internet, itu cuma instrumen. Bisa dimanfaatkan agar bisa meningkatkan kecerdasan, meningkatkan literasi masyarakat Indonesia. Pasalnya teknologi digital itu teman, kehidupan sehari-hari pada saat ini,” urainya.
Sebaliknya, Fahmi menjelaskan, bagaimana peran pemerintah agar dapat mengelola, mengatur, menentukan berbagai hal-hal yang tidak sesuai aturan. Supaya dampak-dampak negatif atau sampah-sampah digital dapat dibatasi serta dikendalikan, sehingga dunia digital dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. (rni/aha)